Bogor — Wakil Ketua DPRD Kabupaten Bogor, Junaidi Samsudin (Kang Junsam), menilai ambruknya atap bangunan SMKN 1 Cileungsi disebabkan oleh buruknya kualitas konstruksi bangunan yang dibangun oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat pada tahun 2016 lalu.
“Yang atapnya rubuh ini konstruksi buruk. Kita bisa menilai tadi setelah melihat menggunakan drone. Ini kan dibangun tahun 2016, artinya belum lama,” ujar Jumat (12/9/2025).
Menurut politisi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) tersebut, peristiwa ini janggal karena banyak sekolah lain yang usianya jauh lebih tua namun masih berdiri kokoh hingga kini.
Ia pun mendesak Pemprov Jawa Barat selaku penanggung jawab sekolah menengah atas dan kejuruan agar segera melakukan audit menyeluruh terhadap bangunan SMK/SMA di wilayah Bogor.
Minta Audit dan Perbaikan Cepat
“Saat kejadian juga sedang berlangsung kegiatan belajar mengajar, sehingga banyak siswa menjadi korban luka. Ini harus segera dibenahi,” tegasnya.
Junsam menilai, lemahnya pengawasan pembangunan menjadi faktor utama di balik peristiwa ambruknya atap sekolah tersebut.
Ia meminta agar Pemprov Jabar tidak hanya fokus pada penanganan pascakejadian, tetapi juga melakukan evaluasi sistem pengadaan dan pelaksanaan proyek konstruksi pendidikan agar kejadian serupa tidak terulang.
Perhatian untuk SD dan SMP Negeri
Selain mendesak audit terhadap bangunan SMA dan SMK, Junsam juga meminta Pemkab Bogor agar segera melakukan pendataan kondisi fisik bangunan SD dan SMP Negeri di wilayah Kabupaten Bogor.
“Supaya tidak terjadi hal serupa. Kami di DPRD akan lakukan pengawasan lebih, karena sekolah adalah tempat belajar yang harusnya aman bagi siswa,” pungkasnya.
Peristiwa ambruknya atap SMKN 1 Cileungsi tersebut menambah daftar panjang kasus bangunan sekolah rusak di Kabupaten Bogor.
Sebelumnya, dua sekolah di Kecamatan Nanggung juga dilaporkan mengalami kerusakan parah dan nyaris ambruk, sehingga memunculkan desakan publik agar pemerintah memperkuat komitmen terhadap keselamatan infrastruktur pendidikan.