CIBINONG – Ketua DPRD Kabupaten Bogor, Sastra Winara, menyatakan pihaknya akan memanggil perangkat Desa Sukaharja dan Camat Sukamakmur untuk memberikan penjelasan terkait persoalan lahan desa yang diagunkan dan diklaim oleh Kementerian Kehutanan Republik Indonesia.
Menurut Sastra, isu lahan tersebut kini tengah menjadi sorotan publik dan menimbulkan keresahan di masyarakat. Karena itu, DPRD menilai perlu ada klarifikasi langsung dari pemerintah desa dan kecamatan setempat agar permasalahan tidak semakin membingungkan warga.
“Makanya minggu ini akan kita panggil camat dan kepala desa, supaya kita mendengar langsung apa keluhan masyarakat di sana,” ujar Sastra Winara kepada wartawan di Cibinong, Senin (22/9/2025).
Selain memanggil pihak terkait, DPRD Kabupaten Bogor juga berencana melakukan peninjauan langsung ke lokasi lahan yang dipersoalkan.
“Tentu dalam waktu dekat, mungkin minggu ini atau minggu depan, kami dari DPRD akan turun ke sana melihat dan mendengar langsung masalahnya seperti apa,” jelasnya.
Sastra menegaskan, langkah tersebut penting untuk memastikan duduk persoalan yang menyebabkan lahan desa bisa diagunkan, serta untuk mengetahui apakah prosesnya sesuai ketentuan hukum yang berlaku.
“Kalau urusan pertanahan tentu kewenangannya ada di kementerian terkait. Itu juga akan kita tanyakan, bagaimana awal mula permasalahannya hingga lahan desa bisa diagunkan,” imbuhnya.
Ketua DPRD menilai kasus ini sangat memprihatinkan, mengingat warga sudah turun-temurun tinggal dan menggantungkan hidup di wilayah tersebut.
“Katanya satu desa itu diagunkan kepada pihak lain. Tentu ini sangat miris. Kita harus mencari solusi agar masyarakat tidak semakin dirugikan,” kata Sastra.
DPRD Kabupaten Bogor berkomitmen untuk berkoordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Bogor dan instansi terkait agar persoalan lahan di Sukamakmur ini bisa segera terselesaikan tanpa menimbulkan konflik baru di masyarakat.
“Mudah-mudahan secara resmi DPRD bersama pemerintah daerah bisa memberikan jalan keluar terbaik bagi saudara-saudara kita di sana,” tutup Sastra Winara.